"Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh"

Biografi


Nama: TGH M Zainul Majdi MA
Nama Populer: Tuan Guru Bajang
Lahir: 31 Mei 1972
Istri: Hj. Rabiatul Adawiyah, SE
Anak:
Muhammad Rifqi Farabi
Zahwa Nadira
Fatimah Azzahra
Zaida Salima
Agama: Islam
Pendidikan:
SDN. No.2 Mataram (lulus Thn. 1985)
Madrasah Tsanawiyah NW dan Madrasah
Aliyah Mu’allimin Pancor (dalam 5 tahun
pendidikan lulus Thn.1990)
Ma’had Darul Qur’an Wal-Hadist NW
Pancor (lulus Thn.1991)
Universitas Al-Azhar Cairo Fakultas
Usuluddin Jurusan Tafsir & ilmu-ilmu Al
Qur’an
(lulus Licenci (Lc) Thn. 1995 & lulus Master
of Art (MA) Thn. 2000)
Mahasiswa program Doktor S3 Fakultas
Usluhuddin Jurusan Tafsir Ilmu-ilmu Al
Quran Universitas Al Azhar Cairo Mesir
(sejak 2003)
Karir:
1999- sekarang : Da’i Islam
1999 – sekarang : Ro’is ‘Am Dewan
Tanfidziyah PBNW
2000 – sekarang : Ketua YPH PPD NW
Pancor
2004 – sekarang : Anggota DPR RI.
(Nomor Anggota A.10)
Hobi: Membaca
Alamat: Jl. Raya Gelang Pancor Lombok
Timur
Makanan Kesukaan: Pelecing
Gubernur NTB, H.M. Zainul Majdi yang
lebih dikenal Tuan Bajang Lahir di
Pancor 31 Mei 1972, dari rahim
Ustadzah Hj Sitti Rauhun Zainuddin AM,
putri pertama Almagfurullah
Maulanaseikh TGKH Zainuddin Abdul
Majid atau yang dikenal dengan sebutan
Tuan Guru Pancor, Majdi mengawali
masa kecilnya dalam lingkungan Ponpes
NW.
Menginjak usia sekolah, putra seorang
mantan birokrat, yang saat ini duduk
sebagai Rektor Universitas NTB, H
Muhammad Djalaluddin SH MM itu,
disekolahkan oleh orang tuanya di SDN
No 3. Mataram. Baru duduk di bangku
SD, kecerdasan dan kemampuan
kepemimpinan Majdi sudah terlihat. Sejak
kelas satu hingga kelas VI, Majdi selalu
mendapat rangking pertama. Oleh
kawan-kawannya, Majdi juga diangkat
sebagai ketua kelas, maupun pemimpin
kelompok anak laki-laki di kelasnya.
Usai menamatkan sekolan di SDN 3
Mataram tahun 1985 lalu, penggemar
plecing ini, melanjutkan sekolah di
Madrasah Tsanawiyah NW dan
Madrasah Aliyah Mu’allimin Pancor.
Karena kecerdasannya ia hanya
melakukan studi hanya dalam 5 tahun,
dan dinyatakan lulus tahun 1990. Selama
setahun kemudian Majdi melanjutkan
sekolah di Ma’had Darul Qur’an Wal-
Hadist NW Pancor (lulus tahun 1991).
Mengenyam ilmu di daerah, tidak
membuat Majdi berpuas diri. Dia lalu
melanjutkan kuliah di Universitas Al-
Azhar Cairo, dan mengambil Jurusan
Tafsir dan ilmu-ilmu Al Qur’an Fakultas
Usluhuddin. Kurang empat tahun, Majdi
dinyatakan lulus dengan gelar Licenci
(Lc) pada tahun 1995. Dia kemudian
melanjutkan kuliah di fakultas dan jurusan
yang sama dan dinyatakan lulus Master
of Art (MA) pada tahun 2000. Kini H.M
Zainul Majdi masih tercatat sebagai
mahasiswa program Doktor (S3) di
almamaternya Fakultas Usluhuddin
Jurusan Tafsir Ilmu-ilmu Al Quran
Universitas Al Azhar Cairo Mesir. Jika
lulus, Majdi merupakan salah satu
intelektual Islam yang spesifikasi
keilmuannya terbilang masih sangat
langka, terutama di Indonesia.
Melihat perjalanan pendidikannya, maka
tak heran jika Majdi sangat konsen
terhadap pengembangan pendidikan.
Tak heran, dalam visi missinya, Majdi
menempatkan pendidikan gratis sebagai
jualan utama.
Di usianya yang masih sangat muda,
kiprah tokoh NTB ini, sudah diakui di
tingkat nasional. Salah satu buktinya
dengan diangkatnya suami dari Hj
Rabiatul Adawiyah SE ini, sebagai
Menteri Agama dalam kabinet bayangan
yang digagas Koalisi Muda Parlemen
Indonesia (KMPI). Jika tidak memiliki
kualitas di atas rata-rata, tidak mungkin
kabinet bayangan ini mengangkat diri
Majdi. Padahal saat diangkat sebagai
‘’menteri’’ usianya masih 32 tahun. Apalagi
dalam proses pembentukan Shadow
Government, KMPI melakukan proses
seleksi secara terukur dan objektif. Tidak
berdasarkan kepentingan politik, yang
saat ini banyak mewarnai perekrutan
pejabat di Negara kita.
Kabarnya Sampai saat ini kabinet
bayangan itu masih melakukan rapatrapat.
Dari perkawinannya , kini Tuan Guru
Bajang dikaruniai empat putra dan putri,
yaitu Muhammad Rifqi Farabi, Zahwa
Nadira, Fatimah Azzahra dan Zaida
Salima.
Kemampuan kepemimpinan Tuan Guru
Bajang sudah terlihat jauh sebelum
terpilihnya sebagai Gubernur NTB.
Keberhasilannya memimpin NW, salah
satu organisasi Islam terbesar di NTB
menunjukkan Tuan Guru Bajang bukan
pemimpin biasa. Ayah empat putra ini,
mulai memimpin NW sejak wafatnya
pendiri sekaligus kakek beliau yaitu Tuan
Guru Pancor tahun 1995 lalu. Di awal
kepemimpinannya di NW, sudah ada bibit
perpecahan yang berujung pada lahirnya
dualisme kepemimpinan organisasi
tersebut. Di tengah hantaman krisis dan
gonjang-ganjing pertikaian internal
organisasi tersebut, sang tuan guru muda
ini tidak terpengaruh. Dia terus berupaya
mengembangkan dan mamajukan
organisasi NW.
‘’Dalam kondisi ini saya tetap berharap
dan berikhtiar untuk rekonsiliasi. Setiap
kejadian penuh hikmah, dengan cara ini
kita berbagi peran dengan berbagai tugas
besar untuk membina dan membangun
ummat,’’ katanya.
Sebagai seorang ulama’ Majdi tidak
termasuk kalangan ulama yang inclusive
(ortodox), dalam arti menerima mentahmentah
seluruh warisan tradisi budaya
yang telah ada dan tidak serta-merta
menolak seluruh hal yang berbau
“modern”. Ia juga tidak termasuk yang
exclusive dalam arti menerima saja
seluruh hal “baru” yang datang
kemudian tetapi memegang prinsip
“Almufahazatu ‘ala-Iqadimasholeh, wal
akhdzu bil jadidil ashlan”. (Memelihara
tradisi yang baik dan menerima hal baru
yang baik). Hal ini berarti, tolak ukur
sesuatu untuk diterima atau tidak, bukan
dilihat dari lama atau barunya,
melainkan atas`dasar baik atau
buruknya.
Ditengah gejolak internal tersebut, Majdi
terus memantapkan arah perjalanan dan
mengembangkan organisasi tersebut.
Sekarang terlihat nyata kemajuan
organisasi NW yang merupakan
Organisasi Islam terbesar di NTB.
Majdi merupakan sosok ulama yang
sangat peduli terhadap dunia
pendidikan. Dibuktikan dengan
banyaknya prestasi dan
penghargaannya dalam
pengembangan dunia pendidikan.
Ketika memasuki dunia Legislatif DPR
RI di dalam komisi X, Majdi bersama
anggota dewan yang lain berhasil
melahirkan undang-undang sertifikasi
guru dan dosen. Undang-undang ini
dinilai banyak kalangan akan dapat
mensejahterakan guru dan dosen yang
merupakan pelaku utama
pengembangan dunia pendidikan.
Ujungnya membuat kualitas pendidikan
Indonesia dimasa depan akan semakin
bagus.